Photo by The Goens
The Goens, band yang terbentuk karena ketidaksengajaan ini beranggotakan Igun (vokal), Khayan (gitar), Hero (bass) dan Yoseph (drum), dibilang terbentuk karena tidak sengaja karena awalnya Igun sang vokalis hanya ingin mengajak untuk mengaransemen lagu lamanya saat masih bersama Neto Band yang berjudul “Buaya Berbahaya”. Dalam berproses kreatif ternyata ada kecocokan antara Igun dan personel band yang diajaknya. Dari prsoes kreatif itulah terbentuk The Goens di bulan Juni 2021.
Igun sebagai musisi yang bisa dibilang senior menyalurkan syahwat kreatif di bidang musik karena hal simpel, suka musik. Berangkat dari Igun yang memilih melanjutkan bangku kuliah di Jogja pada tahun 90-an, dan membentuk Neto Band sebagai penyalur hasrat kreatifnya. Berbeda dengan Neto yang dulu menganut genre Pop Rock, saat ini The Goens lebih condong ke genre Rock. Igun mengaku transisi genre ke lebih Rock ini karena ingin bermusik dengan genre yang lebih keras. Didukung oleh personel The Goens yang saat ini didominasi anak muda dan yang pasti membawa energi yang lebih segar.
Dalam penulisan lirik lagu The Goens, Igun yang bertanggung jawab, tema lagu yang dibuat lebih ke persoalan cinta yang dibumbui dengan diksi-diksi nakal di dalamnya.
Di bulan Agustus 2021 kemarin The Goens merilis lagu “Buaya Berbahaya” dengan aransemen barunya, menurut The Goens jika di masa pandemi hanya diam saja maka karya yang sudah direncanakan tak kunjung terealisasi. Mereka menambahkan bahwa saat ini masih kurang adanya perhatian untuk musisi agar tetap bisa berkarya di masa pandemi. “Kami merasa beruntung dapat tampil di program Sound Of Destination yang diadakan oleh Lurah Music, kami dapat menyalurkan hasrat bermusik di panggung kembali dengan venue alam terbuka”, imbuh Igun.
Untuk target The Goens selanjutnya tidaklah muluk-muluk, mereka hanya ingin musiknya dapat didengar oleh penikmat musik, tidak harus diterima. “Cukup didengar kami sudah cukup senang, apalagi diterima, suatu saat kami juga berangan kafe-kafe di Yogyakarta khususnya, dapat mengapresiasi musisi lokal dengan menjadikan lagu dari musisi lokal sebagai playlist di kafenya”, tutup Igun. (AP)