Photo by Lurah Music
Jika berbicara skena musik Ska di Jogja, siapa yang terlintas di benak Anda? Bisa jadi nama Apollo 10-lah yang muncul. Salah satu dedengkot Ska di Jogja ini terbentuk pada tahun 1999 yang artinya saat ini berusia 22 tahun, sempat bongkar pasang personel hingga saat ini mempunyai personel tetap Dian (vokal), Annas (gitar,vokal latar), Dimas (keyboard) dan Andri (drum)
Setelah 2005 mengeluarkan EP yang berisi 3 lagu, pada 2018 akhirnya Apollo 10 merilis album perdananya setelah 19 tahun konsisten berkarya di jalur Ska, album ini di rilis dalam bentuk boxset dan ada juga dalam bentuk eceran dengan format kaset pita dan compact disc. Menurut mereka album ini dapat terealisasi setelah 19 tahun berkarya karena kesibukan masing-masing personelnya yang memang sudah mempunyai tanggung jawab di luar bermusik.
Ketika Lurah Music bertanya mengapa Apollo 10 merilis album ini dalam fromat fisik? Karena menurut mereka dengan format fisik album menjadi collectible dan mudah diingat sebagai pangeling-eling jika Apollo 10 pernah merilis album. Dalam album ini juga terdapat lagu dengan bahasa jawa pada liriknya, selain sebagai identitas bahwa Apollo 10 berasal dari Jogja/Jawa lagu yang berjudul “Ba-Cil” ini juga sebagai kritik sosial tentang peristiwa yang terjadi di Jogja khususnya..
JRSC atau “Jogja Rude Boy and Skinhead Crew” menjadi lagu favorit di skena Jamaican musik di Jogja, lagu yang diciptakan Apollo 10 pada tahun 2000 itu menjadi lagu yang ditunggu-tunggu ketika mereka tampil di atas panggung, lagu ini juga menjadi lagu ucapan terimakasih Apollo 10 atas dukungan teman-teman skena Ska, Skinhead, Rude Boy dan Punk di Jogja.
Berbicara skena Ska di Jogja Apollo 10 menanggapi bahwa saat ini sudah sangat berkembang “Banyak regenerasi, band-band baru bermunculan, event Ska juga sudah mulai bergulir, justru band-band lama yang turut membangun skena Ska di Jogja belum nampak kembali, mungkin karena kesibukan mereka di luar bermusik”, ungkap Annas.
Apollo 10 beberapa kali juga melakukan kolaborasi dalam pembuatan klip video, mereka pun juga terlibat dalam album kompilasi. Apollo 10 juga membuka diri untuk berkolaborasi dan berproses kreatif lintas genre maupun dalam pembuatan klip-klip video selanjutnya.
Dalam waktu dekat Apollo 10 berencana merilis single yang masih dirahasiakan judulnya, “Tidak menutup kemungkinan Apollo 10 nantinya akan merilis album lagi, jika memang ada kesempatan dan ada label rekaman yang siap diajak bekerja sama”, imbuh Dimas saat di temui Lurah Music di sela-sela taping video di sebuah coffe shop Mangunan Bantul.
Apollo 10 membocorkan bagaimana dapat bertahan dan konsisten di jalur Ska selama 22 tahun yaitu tidak melulu mencari materi dari musik, “Bagaimana kita menghidupi band itu, bukan band yang menghidupi kita, jangan ngoyo Apollo 10 sudah menjadi keluarga bagi kami, tempat curhat dan sudah menjadi bagian hidup bagi kami, sak madyo saja”, tutup Annas. (AP)