Siapa yang tak kenal Olski, salah satu band asal Jogja yang kerap mengisi panggung-panggung pensi di kancah muda-mudi yang mulai memasuki masa puber. Band yang beberapa kali pernah bongkar pasang vokalis, hingga akhirnya kini memiliki personel tetap Febrina Claudya (Vokal), Shohih Febriansyah (Glockenspiel), Dicki Mahardika (Gitar).
Olski terbentuk pada 2013 dengan mengusung genre pop seadanya sebisanya, pada awalnya hanya jamming di beberapa tempat dan membawakan lagu orang lain. Hingga akhirnya memilih membuat lagu sendiri dan mendapat respon baik dari pendengar. “Beberapa orang menyebut warna musik Olski adalah folk, mungkin karena saat itu banyak bermunculan band folk dengan warna yang hampir mirip”, ungkap Dicki.
Tak lama setelah merilis beberapa lagu Oliv, vokalis awal Olski sekaligus penanggung jawab dalam penulisan lirik memilih mengundurkan diri karena sesuatu hal.
Tak mau Olski berhenti begitu saja, Dicki berinisiatif membuat lagu dengan lirik yang ditulisnya berjudul “Titik Dua & Bintang”. Lagu tersebut banyak disukai khalayak muda hingga menjadi titik balik Olski dalam bermusik dan menjadi energi untuk melanjutkan berkarya kembali.
Hingga pada akhirnya di tahun 2016 Febrina Claudya atau yang kerap disapa Dea melengkapi Olski sebagai vokalis terbaru hingga saat ini. Bergabungnya Dea langsung disambut rentetan materi-materi album yang siap diolah di dapur rekaman.
Pada event Record Store Day 2017 album pertama Olski dengan tajuk “In The Wood” dirilis dalam bentuk kaset pita dengan jumlah limited. Tentang perilisan album dalam bentuk fisik, semua personel Olski mengamini ingin mengulang masa kejayaan kaset pita di masa lalu. “Rilisan album dalam bentuk fisik adalah ijazah bagi setiap musisi, nah kami ingin memiliki ijazah juga”, imbuh Shohih.
Dea juga menambahkan ada keasikan tersendiri ketika membuka kaset baru, banyak informasi yang bisa ditemukan di cover kaset, sebuah nostalgia juga ketika dulu orang tuanya senang mengoleksi kaset pita, hingga akhirnya dia bisa mempunyai kaset pita yang merupakan karyanya sendiri. Di album-album selanjutnya Olski juga ingin merilisnya dalam bentuk fisik.
Setelah merilis album pertama hingga disusul beberapa single lainnya Olski merasa ada pendewasaan pada lagu-lagunya. Tentang liriknya yang tak lagi melulu tentang percintaan hingga konsep yang tadinya seadanya dan sebisanya pelan-pelan memudar karena kebutuhan perfoming, yang awalnya pure akustik saat ini harus beranjak ke elektrik karena semakin besar panggung pertunjukan yang dipakai.
Yang tak berubah dari Olski adalah niatnya dalam bermusik, tetap ingin membahagiakan pendengar dan penikmat dengan lagunya. Dengan mengambil cerita dari hal di sekitarnya lirik-lirik lagu tercipta, dari kisah cinta hingga ajakan untuk peduli terhadap lingkungan di sekitar kita.
Lagu-lagu Olski didominasi dengan tangga nada mayor harapannya pendengar akan ceria ketika mendengar musiknya, pun pada lagu terbarunya yang berjudul “Sepeda Senja”. Lagu yang diciptakan oleh Dicki, perjalanan lagu Sepeda Senja ini cukup panjang. Ditulis sekitar tahun 2014, namun baru direkam di 2021 dan selesai tahun 2022. “Lagu ini awalnya tercipta karena pernah melihat ibu ibu bersepeda di jalanan pedesaan daerah Jogja, pulang dari sawah saat menjelang sore hari, lalu kepikiran untuk bikin lagu sepeda senja, sepertinya seru, sama temen temen sepedaan sambil liat sawah sore sore” ungkap Dicki.
Sejatinya, Jogja merupakan kota yang ramah pesepeda, tahun 2008 pemerintah kota Jogja memulai program Sego Segawe, tahun 2010 muncul komunitas Jogja Last Friday Ride, dan juga mulai bermunculan paket wisata untuk menikmati Jogja dengan bersepeda.
Ilmy sebagai salah satu penikmat musik Olski menganggap lagu “Sepeda Senja” ini bikin ceria karena up beat, vibes-nya jadi seperti di album awal Olski.
Saling keterbukaan antar personel menjadi salah satu kiat Olski dapat bertahan hingga menuju 1 dekade. “Kita merasa memiliki privilege bisa satu tempat tinggal di Jogja, karena culture beberapa band di Jogja dari teman-teman kuliah dan ketika kuliah selesai, band mereka juga selesai. Nah tidak di kita, ndilalah semuanya netap di Jogja, itu salah satu hal yang mungkin bikin awet juga sih”, imbuh Shohih.
Setelah merilis single “Sepeda Senja”, Olski akan menggelar tur di beberapa kota yang belum pernah mereka datangi, tur ini bertajuk “Nice To Meet You”. Selain tur Olski juga tengah menyiapkan album kedua mereka. Album keduanya akan berbeda dengan album pertamanya, banyak pendewasaan pada lirik lagunya, instrumen yang digunakan pun lebih lengkap.
Hampir seluruh personel Olski merasa senang melihat perkembangan band-band di Jogja saat ini. Beragam warna musik banyak bermunculan. “Semoga bisa semakin guyub, kita nantinya juga pengen musisi mempunyai ruang diskusi yang bisa saling bertukar pengalaman, cerita dan saling memberi masukan positif dan membangun”, tutup Dicki.(AP)