(09/02/2023) Berawal dari drummer band, Herlan memutuskan membuat karya sendiri dengan modal seadanya.
Lurahmusic.com- Pasang Surut dalam menggarap music tidak lagi asing dalam dunia permusikan, kala itu terjadi pada Herlan Roesandi sebagai musisi Jogja. Ia mengalami beberapa kendala pada awal karirnya, meski begitu tidak membuat Herlan menyerah dan terus berjuang mewujudkan impiannya.
Herlan Roesandi adalah musisi asal Demak, Jawa Tengah, ia bukan berasal dari keluarga seniman atau musisi, namun tekadnya untuk menjadi musisi sangat tinggi, hal itu berawal dari kebiasaan melihat tantenya menyanyi dan mendengarkan lagu Chrisye. Kemudian Herlan mulai serius menekuni dunia musik sejak menginjak kelas 2 SMA, saat itu ia terpantik dari saudaranya yang sering memainkan gitar, lalu memutuskan untuk menguasai gitar, semangatnya dapat menguasai gitar dalam seminggu.
Tidak hanya gitar, drum pun mahir ia mainkan, skill yang dimiliki membawanya lebih serius dalam bermusik, seperti saat SMA, ia diajak oleh saudara kandungnya untuk gabung dalam sebuah band, saat itu ia sebagai drummer, sedangkan saudaranya sebagai gitaris. Tak lama setelah lulus dari bangku sekolah, ia memilih masuk UKM Paduan suara di salah satu universitas swasta.
“Aku pindah dari UKM sebelumnya ke paduan suara, karena yang ku cari itu kekeluargaannya, malah habis masuk paduan suara dapat tawaran jadi anggota band vokalis,” ucap musisi lulusan Sastra Inggris, setelah menyesap kopi kesukaannya.
Pada 2009 kondisi karir musik Herlan kurang berpihak padanya, hal itu didasari oleh cerita Herlan tentang maju mundurnya karir yang mereka lalui. Saat itu, band yang mereka ciptakan kekurangan dana, dan harus tetap produksi, maka mereka memutuskan untuk biaya mandiri, dengan komitmen tetap fokus mengelola band, dari pengalaman itulah awal karir Herlan and the band terjun di kafe-kafe dan event-event wedding.
“2008-2009 itu proses berkarya, promosi, macem-macem. Karena mentok di dana, akhirnya kita memlilih jalur indie,” ucap Herlan pada Lurah Music.
Beragamnya sifat setiap anggota band yang ia ikuti, membuat kekompakan dan solidaritas yang ada didalamnya mulai luntur, dan berakhir pada perpisahan. Hal itu membuat Herlan mengambil keputusan besar dalam hidupnya bahwa, ia akan fokus bermusik dengan diri sendiri sebagai penyanyi solo.
Dari kejadian tersebut ia memutuskan untuk membuat karya sendiri dengan modal seadanya, keputusan itu salah satunya didasari oleh support dari teman-temannya untuk berkarya sendiri. Desember 2018 ia memberanikan diri untuk menciptakan mini album dengan judul EP: Heartland, yang berarti pulau hati.
Mini album yang ia keluarkan berisi 5 lagu, Selintas Cerita di Warkop Jogja, Kisah-Kisah Berbeda, Lamunan Lalu, Aku Bukan Lelaki Yang Berkualitas Tinggi, dan lagu yang terakhir adalah Berharap. Pada karya yang ia ciptakan selalu memiliki makna dan cerita tersendiri, dan inspirasi tersebut tidak jauh-jauh dari kehidupan sehari-harinya.
Salah satunya pada album terakhir yang ia buat dengan judul Senandung Rindu, album ini memiliki konsep unik, berbeda dengan alur cerita pada album atau lagu-lagu sebelumnya, ia mengusung tema perjalanan cerita cinta yang pilu. Lagu-lagu pada album ini meliputi, Peony, Malam Minggu, Why’d You Go, Bisa Kapan Saja, Berharap (Extended Version), Bila Ada Kesempatan, dan Selamat Jalan.
Konsep yang diusung Herlan pada album ini berupa rangkaian cerita yang panjang, berawal dari perkenalan antar lawa jenis hingga menjadi sepasang kekasih, sampai berpisah karena meningggal. Alur cerita ini berawal dari lagu yang berjudul Peony, lagu ini memiliki arti berbunga-bunga, Herlan memaknai hal tersebut karena kata ‘Peony’ dalam bahasa China berarti bunga, dan anggapan orang China bahwa ‘Peony’ memiliki mitos sebagai simbol romantisme, kebahagiaan, dan kekuatan yang berkaitan dengan masalah percintaan.
“Maka dari itu, bunga tersebut sering digunakan pada prosesi pernikahan di China,” ungkap Herlan.
Untuk What You Go, bagi Herlan lagu ini menceritakan sepasang kekasih yang sudah menjalin hubungan, namun terjadi keretakan, hingga menimbulkan jarak. Dilanjut dengan judul Berharap, lagu ini menceritakan timbulnya perasaan kangen dan berharap ingin kembali menjalin hubungan.
Lalu album ini diakhiri dengan lagu berjudul Selamat Jalan. Pada lagu ini memiliki makna yang pilu, pasangan tersebut sudah dipertemukan, namun ditinggal oleh pasangannya karena meninggal.
Berbeda dengan lagu-lagu lain dari album Senandung Rindu, Peony memiliki makna yang paling mendalam bagi Herlan, karena lagu tersebut diangkat dari pengalaman pribadinya. Yakni mengenai hati yang tidak bisa terkontrol, dan hanya akalah yang dapat mengontrolnya, dengan kata lain Herlan menjelaskan sebagai keinginan yang harus ditahan.
Proses kreatif yang Herlan lakukan kadang bersinggungan dengan pengalaman pribadi, dan muncul dari kegelisahan tersendiri. Kemudian dari kegelisahan tersebut diterapkan dalam pembuatan karya, walaupun hasil akhirnya muncul dengan konsep dan cerita yang berbeda.
Begitupun pada harapan-harapan Herlan, suatu saat ia ingin membuat album yang berhubungan dengan hidupnya, album tersebut akan ia namai dengan judul Herlan Roesandi, dan konsep yang akan ia usung hanya berupa gitar akustik. Alasan ia memilih nama itu karena harapannya dalam album yang akan ia garap, dapat menceritakan kepada pendengar mengenai rangkaian hidupnya.
Bukan hanya harapan, saat ini Herlan sedang mempersiapkan projek duetnya dengan salah satu musisi senior Jogja. Untuk konsep dan judul yang akan digarap, Herlan masih merahasiakan karena masih dalam proses pembuatan.