Photo by Diandras/document
Jika kebanyakan band mengangkat isu sosial dengan pembawaan yang berat, tidak bagi Diandras, dengan genre alternative rock mereka mengangkat isu sosial di setiap lagunya namun dikemas secara ringan dan easy listening. Diandras terbentuk pada tahun 2015 atas inisiatif Raga (Vokal, Gitar), Azka (Bass), Reza (Drum) dan Adit (Gitar), Raga merasa cara bermusik dari teman-temannya memiliki benang merah yang sama.
Dengan nama awal Diandras Evening hingga akhirnya mereka menyepakati untuk menggunakan nama Diandras saja ditahun 2017. Bersamaan dengan pengurangan nama band mereka, Adit sebagai gitaris turut mundur dari posisinya karena sesuatu hal dan masuklah Reza Z (Synth) yang menambah nuansa musik Diandras, di tahun 2020 Reza (Drumer) memutuskan untuk mundur juga dan hingga saat ini posisi Drumer masih menggunakan adisional.
Azka mengaku cara bermusik dari Diandras banyak dipengaruh oleh band ternama seperti Coldplay, Radiohead dan Oasis sementara untuk band Indonesia seperti Efek Rumah Kaca dan Noah. Saat ini total sudah 10 lagu yang mereka ciptakan 6 lagu diantaranya masuk dalam EP pertama mereka. Dari semua lagu tersebut lagu yang menjadi andalan mereka adalah “Kita Sama” lagu tersebut juga paling banyak diputar di platform musik digital milik Diandras. “Lagu tersebut memang mudah masuk di telinga pendengar dan easy listining” , Ungkap Reza Z.
Jika ditanya siapa yang bertanggung jawab atas pemilihan diksi pada setiap lirik dari Diandras, Raga-lah yang bertanggung jawab, penulisan lirik didominasi oleh dirinya, namun pada saat aransemen tetap semua personel memiliki peran. Tidak hanya lagunya yang bertema sosial namun Diandras juga membuat gerakan sosial dengan dibuatnya single kolaborasi dengan Rapper asal jakarta Ghifary Abilang dan komunitas Kanal Muda sebagai penyalur dari hasil penggalangan dana tersebut. Tidak hanya berkolaborasi dengan sesama musisi, Diandras juga pernah menggandeng komunitas Getok Tular dalam pembuatan artwork di EP pertamanya.
Sudah banyak panggung yang dilalui oleh Diandras selama hampir 6 tahun ini, bahkan pada tahun 2017 mereka menjadi band tamu di Malaysia dalam acara yang diadakan oleh sebuah Camping Ground di Malaysia. Namun jika ditanya panggung mana yang paling berkesan, mereka memilih saat tampil di Serang yang paling berkesan, “Panggung saat itu adalah gerbang kebangkitan dari Diandras setelah hampir satu tahun vakum karena kesibukan masing-masing dari kami” , ungkap Azka saat ditemui lurahmusic.com di sebuah Coffee Shop di Tamansiswa.
Tak bisa dipungkiri di masa pandemi ini hampir semua musisi dan elemen-elemen di belakangnya terkena imbasnya, dari pembatalan tawaran manggung hingga penundaan perilisan album. Namun Diandras menyikapinya secara positif mereka justru lebih produktif dalam pembuatan karya dan lebih mengulik teknis bermusiknya secara intens. Kabar baiknya dalam waktu dekat Diandras sudah mulai ada tawaran manggung lagi, mereka berharap dengan adanya tawaran manggung kembali, bisa menjadi pintu gerbang keproduktifan bermusik lagi untuk Diandras.
Untuk target Diandras dalam waktu dekat masih akan merilis single baru, dan rencana di tahun depan mereka akan merilis album LP pertamanya. “Jika sebelumya lagu-lagu kami bertema sosial, berbeda dengan album yang akan kita rilis di tahun depan, di album yang masih on progress ini kami akan menggarapnya dengan tema cinta” , tutup Reza Z. (AP)