CrossXover, Kenalkan Musik Jepang Melalui Electronic Metalcore

Photo by CrossXover

Jika di Jepang ada Fear, and Loathing in Las Vegas, Jogja pun mempunyai band dengan genre serupa, ya CrossXover, band yang berdiri tahun 2016 ini awalnya adalah band tribute untuk Fear, and Loathing in Las Vegas, namun seiring berjalannya waktu CrossXover mempunyai keinginan untuk mencipta lagu sendiri, hingga akhirnya saat ini mempunyai 4 lagu yang sudah dirilis di platform music digital.

Band yang beranggotakan Dimas (Vocal), Sai (Bass), Terra (Drum), Ajik (Guitar) dan Bagus (Guitar) ini menganut genre Electronic Metalcore, salah satu genre yang jarang ditemukan di Jogja namun CrossXover berhasil membawakannya dengan apik. Mereka mengamini bahwa kiblat CrossXover berkarya adalah Fear, and Loathing in Las Vegas, namun mereka juga tidak lalu sama persis dengan Fear, and Loathing in Las Vegas, ada perbedaan dari karakter pembawannya dari masing-masing personelnya.

Background dari masing-masing personel CrossXover memang menyukai hal-hal yang berbau Jepang, tak heran jika untuk menyatukan benang merah dalam bermusik tak terlalu sulit. Meski awalnya mengaku lumayan ribet dalam menyiapkan beberapa instrumen yang berbeda dengan band pada umumnya, saat ini mereka mampu menyederhanakannya dan bukan menjadi masalah ketika akan tampil di panggung.

Hampir seluruh panggung yang di lalui CrossXover adalah event jejepangan, sambutan dari penonton pun sangat baik ketika berada di event yang berbau jepang tersebut, namun di luar itu masih ada saja komentar miring yang diterima CrossXover, “Beberapa orang berkomentar metalcore kok kayak gini?”, Tiru Bagus tertawa.

Menurut kaca mata CrossXover ekosistem komunitas jejepangan di Jogja saat ini sangat berkembang, jadi tak heran jika pada suatu event yang berbau Jepang pasti pecah. Dalam waktu dekat pun CrossXover sudah menerima tawaran untuk perform pada suatu acara musik yang berbau Jepang, meski event mendatang tak terlalu besar mereka bersyukur dan bisa menjadi awalan untuk manggung lagi setelah 2 tahun tidak merasakan gemruhnya panggung.

CrossXover melihat iklim musik di Jogja saat ini sangat membaik dibanding 10 tahun yang lalu, “Dulu kalau ada event dari skena A yang main ya dari skena mereka sendiri, saat ini udah nggak kaya gitu sih, kalau ada event pasti all genre bisa masuk”, ungkap Tarra”.

Dalam waktu dekat CrossXover akan merilis single, single yang sedang digarap ini akan menjawab komentar-komentar miring yang ditujukan untuk CrossXover. Mereka juga berharap di tahun ini dapat merilis debut albumnya. (AP)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *