Menuju 1 Dekade Berkarya, Korekayu Berbagi Kisah Perjalananya

Ingin seperti korek kayu yang tetap eksis meski korek-korek modern bermunculan, singkat cerita dari makna yang dipilih untuk bernaung di jalur Oldies Pop. Korekayu terbentuk pada medio 2012, dari awal terbentuk band ini belum pernah sama sekali berganti personel, malah bertambah di tahun 2016, dan hingga saat ini di isi personel tetap Alfonsos kriswandaru (Vocal/Guitalele), Bondan Jiwandana (Vocal/Gitar), Lukas Ing Heneng (Gitar), Yustinus Cahyadi (Vocal/Keyboard), Bagas Raharjo (Bass), Alvin Yudha (Drum).

Setelah merilis EP pada tahun 2016 yang bertajuk “Retrorika Metropolitan”, pada 2018 Korekayu mulai berproses untuk melahirkan album penuhnya, dan tepat di awal pandemi pada Maret 2020 album yang bertajuk “Romansa” ini akhirnya rilis di berbagai platform musik digital. Tidak ada spesifikasi hal yang ingin disampaikan pada album ini, Korekayu hanya ingin berbagai kisah romance dari teman-temannya yang dikemas dalam sebuah album “Romansa”. Meski memiliki materi yang bagus, untuk pemasaran album ini kurang maksimal, karena tidak bisa mempresentasikan dari panggung ke panggung melihat pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah untuk menghambat pandemi, Korekayu sangat mengandalkan media digital untuk menyebarluaskan album perdananya.

Dalam berproses kreatif Korekayu selalu membuat hal yang unik dan berbeda, katakanlah pada lagu “Jurus Sakti”, mereka membuat konsep yang terinspirasi dari komik ciptaan R.A. Kosasih, lengkap dengan kostum era Jawa pertengahan dalam klip videonya, karya tersebut dirilis di youtube pada April tahun lalu.

Tak hanya itu Korekayu juga membuat kolaborasi unik dengan band Olski, berawal dari taruhan pertandingan sepak bola dan membuat kesepakatan siapa tim jagoan sepak bolanya kalah harus membuatkan lagu, singkatnya tim jagoan dari Olski kalah dan harus membuatkan lagu untuk Korekayu.

Lagu yang dibuat Olski juga hanya berupa mentahan saja yang diaransemen ulang oleh Korekayu dan melahirkan single “Kita Rayakan Bersama Saat Semua Telah Usai” yang dirilis pada akhir tahun lalu. Korekayu sangat membuka diri untuk kolaborasi “Apapun itu jika kami mampu ayok aja, kami selalu terbuka untuk kolaborasi, karena basic kami bermusik memang untuk have fun, mungkin itu juga salah satu hal yang membuat kami bisa dibilang awet dapat bertahan hampir 10 tahun”, imbuh Bondan.

Lukas Mengatakan “Jogja itu sudah terlalu bagus untuk iklim musiknya, di sini kalian dapat memilih selera musik yang seperti apa yang kamu suka, belantika musik di Jogja itu kayak jajan pasar, jajanannya adalah Blues,  Jazz, Pop, Punk dan lain-lain, tinggal penikmat mau jajan yang mana, semua ada semua tersedia”.

Korekayu juga mengamini bahwa salah satu cara mengapresiasi musisi saat ini adalah dengan datang pada event musik yang diselenggarakan. Namun di balik hingar bingarnya musik Jogja mereka juga mempunyai sedikit uneg-uneg mengenai kurangnya space pertunjukan yang proper, mungkin ada satu atau dua gedung pertunjukan di tengah Kota Yogyakarta yang memiliki fasilitas yang memadahi namun untuk musisi yang sedang berkembang gedung pertunjukan tersebut jauh dari kata terjangkau.

Bondan juga memberi  masukan untuk penyelenggara event musik di manapun berada khususnya di Jogja, “Jangan membeda-bedakan treatment musisi lokal dengan musisi dari luar kota, yang Korekayu alami di beberapa event, fasilitas antar musisi dibedakan, bahkan secara tekhnis di panggung pun berbeda, penyelenggara event sering memberi label bahwa kami hanya band lokal itu jahat sekali”.

Menanggapi mengenai isu bagi hasil dari beberapa platform musik digital yang dirasa kurang fair untuk musisi, Korekayu mengaku tidak terlalu memusingkan hal tersebut, mereka lebih memposisikan platform musik digital sebagai wadah portofolio karya, “Masalah itu sebenarnya mencuat di kalangan musisi-musisi papan atas sih, di musisi akar rumput seperti kami tidak terlalu terpangaruh, tapi jika kita apatis akan hal itu nantinya juga tidak baik untuk masa depan musisi Tanah Air, khususnya musisi akar rumput seperti kita”, imbuh Bondan saat ditemui Lurah Music di Studio Rockstar Condong Catur.

Saat ini Korekayu tengah sibuk menggarap album baru, “Dari pengalaman sebelumnya kami tidak pernah mentarget waktu ketika kami berproses kreatif sih, karena biasanya kalau mengejar target, karya yang keluar malah kurang bagus, jadinya malah karya yang terpaksa jadi”, tutup Lukas. (AP)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *