Nasida Ria, Gunakan Musik Sebagai Media Dakwah dan Kritik Sosial

(21/05/2022) Setelah di bulan puasa lalu Lurah Music jarang berburu artefak musik di pasar-pasar barang bekas. Kali ini Lurah Music kembali terjun meyusuri salah satu pasar dengan pasaran Jawa, Legi. Pasar ini terletak di dalam Pasar Sentral, Gamping , Sleman, tepatnya di seberang Pasar Gamping.

Dalam perjalanan kali ini beberapa artefak musik bermunculan di tiap-tiap penjual dengan didominasi oleh kaset pita. Namun tak hanya kaset pita beberapa player-nya pun tersedia, sayang masih membutuhkan banyak servis untuk siap digunakan.

Onderdil motor berganti helm, helm berganti spion, spion berganti tumpukan kaset pita yang menggoda mata. Warna covernya yang cukup mencolok, biru, dengan foto wanita bersembilan berpakain kebaya merah plus sanggul lengkap dengan roncean bunga melati. Di bawahnya tertulis jelas Orkes Putri Nasida Ria Vol. 8.

Ya, kami menemukan salah satu rilisan Nasida Ria dalam bentuk kaset pita Vol. 8. Group band kasidah modern asal Semarang ini dibentuk pada tahun 1975 yang artinya tahun ini berusia 47 tahun.

Nasida Ria dipimpin oleh H. Malik Zain beserta istrinya Hj. Musrikah Zain. Nasida Ria sendiri diambil dari dua kata Nasyid yang berarti nyanyian atau lagu, lalu Ria yang berarti kegembiraan, bisa dibilang Nasida Ria adalah nyanyian yang dibawakan dengan riang gembira. 

Album pertama Nasida Ria dirilis pada tahun 1978 dengan tajuk “Alabaladil Mahbub” di bawah naungan Ira Puspita Record. Meski dikenal sebagai grup yang menyanyikan lagu-lagu islami, tidak semua lagunya lantas bernunsa islami. Banyak lagu pula yang bermuatan kritik sosial dengan merespon kejadian-kejadian yang terjadi tidak hanya di Indonesia saja, namun mencakup seluruh dunia. 

Dengan pemilihan diksi-diksi yang sederhana membuat lagu-lagu Nasida Ria mudah diingat dan dipahami. Tak heran bahwa di era kejayaannya Nasida Ria beberapa kali pentas hingga ke luar negeri, seperti di Malaysia dan Jerman. 

Sempat hilang karena gerusan jaman dan teknologi, di tahun 2016 Nasida Ria mulai dikenalkan kembali ke anak-anak muda dengan diundang diberbagai acara musik mentereng, seperti RRREC Fest, Holy Market bahkan di event Syncronize Fest. 

Hingga saat ini Nasida Ria telah menelurkan 36 album dengan 400 lagu di dalamnya. Jumlah yang sangat fantastis untuk sebuah grup kasidah berusia 47 tahun. 

Meski era kaset pita pernah anjlok dan otomatis mempengaruhi pemasukan dari Nasida Ria. Namun saat ini era kaset pita perlahan mulai bangkit kembali. Meski demikian manajemen Nasida Ria saat ini juga mulai mengikuti arus belantika musik di Indonesia dengan merilis materi-materi lagu Nasida Ria di berbagai platform musik digital, agar generasi saat ini bisa kenal dan menikmati lagu-lagu karya Nasida Ria.

Sementara itu Lurah Music akan menikmati Kaset Nasida Ria Vol. 8 yang dievakuasi di Pasar Legi Gamping, dengan 10 nomor di dalamnya, di sisi A terdapat lagu “Pantun Gembira”, Jakarta-Jakarta”, “Abad Moderen”, “Kenakalan Remaja” dan “Air Zam-Zam”, sementara di sisi B berisi “Panti Asuhan”, “Jangan Dengki”, “Anak Yang Soleh”, “Muda Mudi Zaman Sekarang” dan “Durhaka”. (AP)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *