Sepatu Merah dan Energi Senin Wage Untuk Berkarya

(17/04/2023) Mendengar namanya rasanya jiwa ini bergetar, Sepatu Merah sebuah project musik yang bisa dikatakan tidak main-main, kenapa tidak main-main? Sepatu Merah lahir bukan semata-mata di hari biasa. Sepatu Merah lahir pada Senin Wage, 23 Januari 2023, betul memang tergolong masih sangat muda, namun orang-orang di belakang Sepatu Merah bisa dikatakan bukan orang baru di kancah permusikan Indonesia, khususnya di Jogja.

Sepatu Merah adalah Bismo Adi Kuncoro selaku drummer yang merangkap arranger serta Bagas Biantara sebagai vokalis dan gitaris akustik. Meski masih seumur jagung, Sepatu Merah bisa dibilang sebagai band yang produktif, terbukti sudah tiga single yang mereka rilis hingga saat ini, seperti “Ketika Hari Ini”, “Pesan Yang Masih” dan “Lelaku”. Untuk nomor “Ketika Hari Ini” dan “Lelaku” penulisan lirik dilakukan oleh Yulianto Suwarno atau yang lebih dikenal dengan nama Kenyut Kubro, seorang seniman yang sering terjun di belantika pertunjukkan dan gelaran budaya kelas nasional. Sementara lagu “Pesan Yang Masih” dikerjakan oleh Bismo Adi Kuncoro beserta Bagas Biantara sang vokalis.

Tiga nomor yang telah dirilis Sepatu Merah sangat kental makna yang tersirat, pemilihan diksi pada tiap liriknya membuat pendengar tenggelam dalam nomor-nomor yang disajikan Sepatu Merah.

Misal pada single yang lebih pertama dirilis “Ketika Hari Ini” dengan awalan kord sederhana serta denting piano yang dipadukan dengan petikan gitar akustik membuat atmosfer lagu ini dramatis full, sesekali tiupan flute dari Ayom Satria menambah nuansa lawas memori hadir kembali. Tema lagu yang membicarakan permasalahan cinta antar kekasih pun dikemas apik oleh Sepatu Merah, tidak berlebihan, pun justru dapat menjadi sarana kontemplasi oleh pendengar.

Baik, kita kembali ke Senin Wage 23 Januari 2023 yang menjadi weton Sepatu Merah. Weton yang bermakna semangat yang berapi-api. Sepatu Merah adalah energi keberanian untuk melangkah dan semangat untuk menghadirkan ketulusan, keikhlasan serta kejujuran berkarya yang mereka sampaikan dengan aliran Pop Camp.

Pop biasa diidentikan dengan genre musik yang marketable, sementara Camp adalah sebuah kegiatan yang dilakukan di luar ruangan untuk memperoleh energi-energi baru yang nanti akan dibawa pulang sebagai energi baru sebagai bahan bakar pembuatan karya-karya selanjutnya. Maka sila diinterpretasikan bagaimana Sepatu Merah berkarya sebagai band yang mengusung aliran Pop Camp.

Sepatu Merah ingin menjadi “Konco Ati” (Teman Hati) bagi siapapun itu. Pun berharap pesan-pesan pada tiap karyanya dapat melekat abadi dalam sanubari pendengarnya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *