Tirto Pawitro, Bukti Kolektif Musik Akar Rumput Masih Berjalan

Tirto Pawitro, band yang muncul dan tumbuh di lingkaran Unit Kegiatan Mahasiswa Musik salah satu perguruan tinggi negeri di Yogyakarta ini terbentuk pada 2019. Band yang beranggotakan Hasan (gitar), Hafidz (vokal), Najib (drum) dan Afrizal (Bass) ini mulai merilis single pertamanya pada tahun 2020 dengan diperngaruhi oleh warna-warna musik The Adams hingga Rumah Sakit. Meski masih banyak refrensi musik yang mereka dengar Tirto Pawitro memilih dan nyaman untuk berkarya di jalur Pop.

Lirik-lirik pada lagu Tirto Pawitro diciptakan tidak hanya dari satu personel saja, akan tetapi semua personel berhak mengusulkan atau memberi input ketika berproses kreatif. Dan kebanyakan lirik mereka mengangkat tema-tema sosial yang terjadi disekitarnya “Biasanya yang bikin liriknya lagi merasakan kegelisahan tentang sekitarnya sih, nah dari kegelisahan yang muncul itulah kita olah menjadi sebuah lirik lagu”, ungkap Hasan. 

Jika ditanya siapa yang berperan dalam penciptaan karya di luar personelnya, Tirto Pawitro sangat berterimakasih kepada circle pertemanan di sekitarnya karena sudah sangat care. Mereka merasakan peran teman-teman di sekitarnya ketika memproduksi sebuah karya secara kolektif. Katakanlah ketika mereka membutuhkan seseorang mentor musik, senior di komunitasnya dengan senang hati membantunya, bahkan hingga pengolahan audionya, atau ketika mereka berkolaborasi dalam penciptaan video klip single pertamanya yang digarap oleh temannya dari disiplin ilmu multimedia.

Mengenai single kedua mereka yang dirilis pada pertengahan maret lalu, ada cerita unik di dalamnya, ‘Pijar’ bercerita tentang betapa peran kehadiran dari orang-orang terdekat dapat sangat berpengaruh dalam menentukan mood seseorang sebagai manusia biasa. Dengan keberadaan “support system” di sekitanya yang menyenangkan dan tidak toxic, tentunya mereka dapat diandalkan sebagai tempat bersandar karena bisa mengubah segala duka menjadi suka.

Najib mengungkapkan bagaimana embrio ‘Pijar’ ini bisa tercetus. “Awalnya, aku sering denger tetangga yang suka nyetel lagunya Steven & Coconut Treez. Kebanyakan lagu mereka kan bertema tentang pertemanan tuh, kayak teman yang saling menyemangati dan menguatkan di saat salah satunya lagi sedih. Nah, dari situ aku jadi pengen bikin lagu dengan tema serupa, tapi dari sudut pandang orang pertama yang lagi sedih,” ungkapnya.

Mereka berharap single keduanya yang bertajuk “Pijar” ini bisa menjadi trigger Tirto Pawitro untuk merilis EP atau bahkan Album penuh. 

Tirto Pawitro juga merasa senang gigs-gigs sudah mulai menggeliat lagi, “Kita berharap gigs yang emang nampilin musisi yang berkarya lebih banyak lagi, syukurnya juga antusias dan apresiasi di panggung mendapat respon yang cukup baik”, imbuh Hasan. 

Mereka juga berharap sesama musisi yang sedang tumbuh harus saling support, dan musisi yang sudah mempunyai nama bisa nyengkuyung musisi akar rumput yang sedang tumbuh. 

Dalam waktu dekat Tirto Pawitro berharap ada trigger materi karya dari masing-masing personel meski di sela-sela kesibukannya, sehingga EP atau bahkan album penuh dapat segera diwujudkan. Mereka juga sangat membuka kolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu dalam penciptaan karya selanjutnya.(AP)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *